Rahasia Kehebatan Dukun
Tidak mudah menjadi dukun. Untuk bisa
mendapatkan kesaktian, dukun tidak memperolehnya secara gratis dari
jin, makhluk yang membantunya. Jin mau membantu mereka setelah dukun
memenuhi persyaratan-persyaratan berupa persembahan, tumbal, atau
melakukan ritual sesuai dengan bisikan jin yang dalam pandangan islam
dipandang sebagai kesyirikan dan kekafiran. Hingga, terjadilah
simbiosis antara kedua makhluk yang berbeda jenis ini sebagaimana dalam
firman Allah di surah Al-an'am ayat 128.
Jin merasa senang karena manusia
mengagungkannya setelah memberikan pertolongan kepada manusia,
sedangkan manusia merasa senang karena dicukupi kebutuhannya dan
dibantu urusannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu
Khaldun , bahwa manusia tidak akan menjadi tukang sihir maupun dukun,
kecuali dengan dua syarat dasar. Pertama mengabdi dan menjual dirinya
kepada setan. Kedua, mendurhakai Allah.
Syeikh Wahid Abdus Salaam Bali
mengungkapkan rahasia sebagian tukang sihir dan dukun dalam kitabnya "
'ash-shaarimul battar fii tashaddi lis saharatil asyraar". Dimana
tukang sihir menjadikan mushaf al-Qur'an sebagai alas kaki, kemudian
masuk ke dalam WC dan di dalam WC inilah dia membaca mantera-mantera
kekafiran. Kemudian keluar dan duduk di kamar lalu memerintahkan jin
untuk hal-hal yang dikehendaki.
Syeikh Wahid menjelaskan sebagian cara dukun melakukan prakteknya, yakni :
Thariqatul iqsam (bersumpah atas nama jin atau syaitan)
Tukang sihir masuk ke dalam kamar gelap
kemudian menyalakan api dan meletakkan sejenis dupa atau kemenyan di
atas api tersebut, sesuai dengan yang diinginkan. Jika ia ingin
menceraikan, menimbulkan permusuhan dan kebencian atau yang sejenisnya
maka ia harus meletakkan kemenyan yang berbau tidak enak. Jika ia ingin
menimbulkan rasa cinta atau melepas ikatan (seorang suami yang terikat
oleh sihir sehingga tidak bisa menggauli istrinya), atau membuang sihir
maka harus diletakkan kemenyan yang berbau harum. Kemudian tukang sihir
memulai membaca mantera kesyirikan yang mengandung sumpah kepada jin
atas nama pemimpin mereka dan meminta kepada mereka dengan menyebut
nama pemimpin lainnya , serta serta mengagungkan tokoh tokoh jin dll.
Setelah membaca mantera maka akan
muncul bayangan berbentuk anjing, ular, atau bentuk lainnya kemudian
tukang sihir memerintahkan untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Thariqatudz dzabhi (memotong sesembelihan)
Tukang sihir mendatangkan seekor
burung, binatang ,ayam, burung dara atau yang lain dengan sifat-sifat
tertentu sesuai dengan permintaan jin, biasanya berwarna hitam karena
jin mengutamakan warna hitam, kemudian menyembelihnya tanpa menyebut
nama Allah, sembelihan itu dilemparkan ke tempat-tempat tinggal jin
kemudian kembali ke rumahnya untuk mengucapkan mantera kemusyrikan dan
memerintahkan jin sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam cara ini terdapat dua hal
kesyirikan yakni menyembelih untuk jin dan mengucapkan mantera
kesyirikan untuk menghadirkan jin.
"Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah" (HR.Muslim)
"sesungguhnya mantera-mantera, jimat dan pellet adalah kesyirikan" (HR.Abu Dawud)
Thariqah sufliyah (melakukan penistaan)
Dukun yang menempuh cara ini mempunyai
sejumlah pembesar setan yang siap menjadi khadam dan melaksanakan
perintahnya, karena tukang sihir ini telah melakukan kekafiran dan
kemusyrikan yang keji. Semoga Allah Melaknatinya.
Cara tersebut adalah sebagai berikut :
Tukang sihir, berdiri dengan menjadikan
al-qur'an sebagai sepatunya kemudian masuk ke dalam WC dan di dalam WC
inilah dia membaca mantra lalu keluar dan duduk di kamar dan
memerintahkan jin untuk hal-hal yang dia kehendaki. Para jin pun segera
mentaatinya dan melaksanakan perintah-perintahnya. Jin-jin itu demikian
taat kepadanya karena dia telah kafir kepada Allah dan telah menjadi
salah seorang saudara setan.
Tukang sihir yang menempuh cara ini
sisyaratkan harus melakukan sejumlah dosa besar seperti zina, mencela
agama, homoseksual, dan perbuatan lainnya yang diharamkan agar meraih
ridhonya setan.
Thariqatun najasah (menulis ayat-ayat al-quran dengan najis)
Di dalam cara ini tukang sihir menulis
salah satu surat al-qur'an dengan menggunakan darah haid atau benda
najis lainnya. Kemudian mengucapkan mantra kemusyrikan hingga datang
jin yang diinginkan lalu diperintahkan untuk yang dikehendakinya.
Thariqatut tankis (menulis ayat-ayat al-qur'an dengan sungsang/terbalik)
Di dalam cara ini tukang sihir menulis
salah satu surat al-qur'an dengan huruf-huruf terpisah secara sungsang,
yakni dari belakang ke depan kemudian mengucapkan jimat-jimat
kemusyrikan sampai jin yang diinginkan datang untuk memerintahkan.
Thariqatut tanjin (menyembah bintang)
Cara ini dikenal dengan nama Ar-rashdu
(mengintai bintang), karena tukang sihir menunggu-nunggu munculnya
bintang tertentu kemudian berbicara kepadanya dengan bacaan-bacaan
sihir. Lalu membaca mantera mantera lain yang mengandung kemusyrikan
dan kekafiran kepada Allah. Setelah itu melakukan beberapa
gerakan-konon gerakan gerakan ini menurut mereka untuk menurunkan
spiritualitas ibadah kepada bintang, sekalipun orang yang menujum tidak
menyadarinya. Ini merupakan ibadah dan pengagungan kepada selain Allah.
Setelah itu setan setan akan memenuhi perintah tukang sihir itu.
Thariqatul kaffi (melihat melalui telapak tangan )
Tukang sihir menghadirkan anaka kecil
yang belum baligh dengan syarat dalam keadaan tidak berwudhu. Kemudian
mengambil telapak tangan kiri anak tersebut lalu menggambar segi empat
di atasnya.Dari segi empat ini ditulis mantera-mantera sihir yang
mengandung kemusyrikan. Yang tak lama kemudian di anak akan merasakan
seolah olah menjadi terang dan melihat beberapa gambar yang
bergerakgerak ditelapak tangannya. Lalu tukang sihir itu berkata
katakana padanya bahwa sang dukun memerintahkan ini dan itu, kemudian
gambar itu bergerak sesuai perintah. Biasanya cara ini digunakan untuk
mencari sesuatu yang hilang.
Thariqatul atsar(memanfaatkan benda bekas pakai)
Thariqatul atsar(memanfaatkan benda bekas pakai)
Dalam cara ini dukun meminta dari
penderita sebagian benda bekas pakaiannya seperti sapu tangan, sorban,
baju atau benda apa saja yang mengandung bau keringat penderita.
Kemudian mengikat sapu tangan tersebut dari ujungnya lalu diukur
sepanjang empat jari dan sapu tangan itu dipegang kuat kuat seraya
dibacakan surat at-takatsuf atau surat pendek lainnya dengan suara
keras lalu dilanjutkan dengan mantera mantera kemusyrikan yang dibaca
dengan suara lirih (tidak terdengan) kemudian dukun memanggil jin dan
berkata " jika penyakitnya disebabkan oleh jin maka hendaklah kalian
memendekkannya(sapu tangan tersebut) jika penyakitnya gangguan mata
(dengki); maka hendaklah kalian memanjangkannya, jika penyakitnya
berkenaan dengan medis maka hendaklah kalian membiarkannya sebagaimana
adanya.
Kemudian saputangan itu diukur lagi,
jika didapati telah memanjang hingga lebih dari empat jari, maka tukang
sihir itu memberikan bahwa pasien terkena gangguan mata(dengki) jika
didapatinay telah menjadi pendek maka tukang sihir itu memberitahukan
bahwa pasien diganggu jin dan jika didapatinya sebagaimana semula maka
tukang sihir itu memberitahukan bahwa pasien tidak apa apa, hendaknya
pergi ke dokter.
Catatan :
- Dukun mengelabuhi penderita karena ia membaca surat al-qur'an padahal tidak demikian. Rahasia kemusyrikannya terletak pada mantera yang dibacanya dengan suara pelan tersebut.
- Istianah (meminta bantuan) kepada jin, memanggil mereka dan berdoa kepada mereka, kesemuanya ini adalah kemusyrikan pada Allah yang maha agung.
- Jin itu banyak berdusta. Anda tidak tahu apakah dalam hal ini jin tersebut jujur atau berdusta. Kami telah menguji perbuatan sebagian dukun, lalu kami dapati kadang-kadang mereka jujur dan kadang-kadang banyak berdusta. Kami sering kedatangan pasien yang oleh tukang sihir dikatakan sebagai terkena gangguan 'ain, dan setelah kami bacakan al-qur'an kepadanya ternyata ada jin pada jasadnya dan banyak lagi cara-cara lain yang tidak diketahui.
Intinya kesyirikan dan kekafiran menjadi syarat terjalinnya hubungan antara dukun dan setan.
Akan tetapi tidak selalu ikatan ini
diawali dengan ritual dan proses pencarian dari dukun. Bisa jadi jin
yang melakukan tawaran terlebih dahulu. Bisa lewat mimpi, bisikan, atau
bahkan malih rupa dan menampakkan diri. Intinya terhadap orang yang
sengaja mencari, maka jin akan pasang tariff, pasang syarat
tinggi-tinggi. Tapi bagi orang yang tidak mencari, maka setan akan
menawarkan diri untuk membantunya. Tapi ujung ujungnya juga sama, jika
tawaran itu direspon, setan akan meminta upah di belakang setelah
menjebak orang yang telah ditolongnya agar mau mengabdikan hidupnya
kepada setan.
Seperti orang yang diajak berhaji oleh
jin, lalu jin tidak mau mengantarkan pulang sebelum orang itu mau
menyembah jin. Yang jelas tidak gratis. Tiadalah jin membantu manusia
kecuali dia mengambil sesuatu yang lebih mahal dan berharga dari nilai
bantuannya kepada manusia.
No comments:
Post a Comment